Penulis : Darwis
Judul : Membangun Paradigma Madrasah
Unggulan
Jurnal : Dinamika Ilmu (Jurnal
Kependidikan)
Vol. : V No. 1 Juni 2005
MEMBANGUN
PARADIGMA MADRASAH UNGGULAN
(Tinjauan
Reduksionisme Keberadaan Madrasah)
PENDAHULUAN
Dalam rangka pengembangan ilmu
dan pencapaian cita-cita suatu bangsa, maka institusi yang memiliki peran
penting adalah institusi pendidikan baik negeri maupun swasta, umum atau yang
berciri khas agama islam termasuk dalam hal ini madrasah. Madrasah sebagai
lembaga pendidikan islam, seharusnya memiliki misi yang jelas bagaimana
mempertahankan, mengembangkan, mengaktualisasikan ajaran islam. Kaitannya
dengan madrasah,menurut Fazlur Rahman bahwa diantara yang menyebabkan
kemunduran ilmu pengetahuan umat islam adalah karena kekeringan dan jauhnya
umat islam dari hakekat ilmu-ilmu keagamaan yang pada dasarnya memberi peluang
selebar-lebarnya terhadap fungsi akal dan rasio.
Untuk menata kembali aspek-aspek pembelajaran yang telah lama tidak dituangkan dalam pembelajaran, perlu kiranyapemahaman dan kajian secara mendalam dan integral tahap demi tahap. “ Disamping itu, reformasi pendidikan harus meberikan peluang (room for manoeuvre) bagi siapapun yang aktif dalam pendidkan untuk mengembangkan langkah-langkah baru yang memungkinkan terjadinya peningkatan mutu pendidikan.”
PARTISIPASI MASYARAKAT
Dalam rangka menjadi lembaga pendidikan islam unggulan, maka madrasah dalam melakukan seluruh kegiatannya tetap memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Keterbatsan masyarakat akan berakibat pada kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap madrasah. Bentuk-bentuk kepercayaan yang dimaksut dapat berupa partisipasi masyarakat dalam memobilisasi sumber-sumber dana yang tersedia pada orang tua dan masyarakat, sementara dukungan pemerintah terhadap lembaga pendidikan berkurang, apalagi madrasah yang pengelolaannya berda di bawah departemen Agama, bukan di bawah pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten dan kota.
PROSES BELAJAR
MENGAJAR
Untuk menciptakan suasana yang
kondusif dan kompetitif, maka madrasah perlu melakukan pembaruan mendasar
seperti memperkenalkan penetapan sekolah-sekolah unggulan atau kelas-kelas
unggulan, disamping usaha-usaha pembenahan hal-hal terkait mutu lainnya.
Faktor-faktir kunci menciptakan sekolah bermutu adalah mengembangkan wawasan
madrasah yang bermutu adalah siswa, guru, kepala sekolah, dan pengawas plus
orang tua.
Kelemahan sistem pendidikan
madrasah pada dasarnya sama dengan kelemahan umum yang disandang oleh sistem
pendidikan di Indonesia, yakni: 1) mementingkan materi di atas metodologi; 2)
mementingkan memori di atas analisis dan dialog; 3) memntingkan pikiran
vertikal/linier di atas lateral; 4) mementingkan penguatan pada “otak kiri” di
atas “otak kanan”; 5) materi pelajaran agama yang diberikan masih bersifat
tradisional, belum menyentuh aspek rasional; 6) penekanan yang berlebihan pada
ilmu sebagai produk final, bukan pada proses metodologinya; dan 7) mementingkan
orientasi “memiliki” di atas “menjadi”.
MANAJEMEN PENGELOLAAN
MADRASAH
Manajemen pengelolaan madrasah
merupakan suatu kebutuhan penting yang harus ada. Mustahil madrasah dapat
dikembangkan dengan baik tanpa manajemen yang baik. Semua tugas akan memiliki
makna dan berfungsi, apabila memiliki peran dan dan tanggung jawab yang pasti
dapat dilakukan. Dengan tanggung jawab ini , secara bertahap dapat dilakukan
madrasah berwawasan keunggulan dengan visi dan misi bermacam-macam, bergantung
pada pemikiran dasar dan sistem nilai yang dianut serta konsep-konsep lain yang
dikaitkannya seperti pemerataan(equity), efisiensi, efektivitas, dan
produktivitas. Perbedaan ini akan membawa konsekuensi kebijakan, perencanaan
dan sistem alokasi sumber-sumber. Untuk mengembangkan berbagai kebijakan
tersebut, ada dua kubu melihat mutu berwawasan keunggulan adalah “(1) elitisme
dan (2) developmental. Paham pertama melihat pentingnya faktor-faktor
individual seperti kemampuan perseorangan dan motivasi. Sementara yang kedua
menekankan pentingnya perbaikan keseluruhan dengan pendekatan perbaikan
struktural. Untuk sekolah negeri, pilihan posisi kedua, developmental dengan
perbaikan struktural nampaknya lebih disarankan”.
REPOSISI KURIKULUM
Pelaksanaan suatu kurikulum menuju kepada keberhasilan lembaga ditunajng oleh hal-hal sebagai berikut:
~ Tersedia
tenaga pengajar (guru) yang kompeten.
~ Tersedianya
fasilitas fisik atau fasilitas belajar yang memadai dan menyenangkan.
~ Tersedia
fasilitas bantu untuk proses belajar-mengajar.
~ Adanya
tenaga penunjang pendidikan seperti tenaga-tenaga administrasi, pembimbing,
pustakawan, dan laboran.
~ Tersedia
dana yang memadai.
~ Manajemen
yang efisien.
~ Terpelihara
budaya yang menunjang, seperti misalnya konsep wawasan wiyatamandala.
~ Kepemimpinan
pendidikan.
Penggunaan
kurikulum di kalangan madrasah lama dan memiliki ciri khas tersendiri,
“...madrasah
masih dapat konsisten dengan titik tekan disiplin ilmunya. Walaupun dipandang
dari sudut prestasi mengalami penurunan, terutama dari segi positif sebagai
lembaga yang dapat memproduk ulama dan kiai (ahli agama). Gambaran di atas
memperlihatkan bahwa madrasah mampu menunjukkan daya adaptasi untuk menyerap
unsur-unsur inovasi. Lebih dari itu, madrasah memiliki daya tangkap terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat sekelilingnya.”
PENGEMBANGAN NILAI
Misi utama keberadaan madrasah adalah
untuk mempertahankan dan mengembangkan ajaran islam. Oleh karena itu, lembaga
madrasah yang melahirkan ciri khas tersebut mengandung unsur-unsur :
~ Perwujudan
nilai-nilai keislaman di dalam keseluruhan kehidupan lembaga madrasah.
~ kehidupan
moral yang beraktualisasi.
~ manajemen
yang profesional, terbuka dan berperan aktif dalam masyarakat.
Nilai-nilai
yang harus diperjuangkan oleh seluruh elemen pendidikan adalah agar semua anak
didik dapat diarahkan menjadi dewasa, bertanggung jawab, memiliki kemandirian
dalam bersikap dan bertindak. Kemampuan ini dapat diberikan kepada siswa, guru,
masyarakat, apabila model madrasah memiliki tipe sekolah/madrasah yang tinggi
dalam berbagai aspek.
KESIMPULAN
Setelah memperhatikan berbagai argumentasi yang telah disebutkan terdahulu, dapat disimpulakan bahwa untuk menjadikan madrasah unggulan perlu diperhatikan:
1.
partisipasi masyarakat
dari segi apapun.
2.
proses belajar
mengajar memperhatikan pengembangan nilai-nilai universal agama.
3.
manajemen pengelolaan
madrasah memiliki tipe madrasah yang tinggi.
4.
kurikulum yang
digunakan seharusnya memperhatikan kepentingan masyarakat, dengan tidak
menghilangkan substansi ajaran islam.
5.
medrasah memiliki visi
dan misi untuk mengembangkan nilai ajaran islam yang ditanamkan kepada diri
anak didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar