Minggu, 31 Mei 2015

REVIEW JURNAL PENDIDIKAN ISLAM

Penulis : Darwis
Judul   : Membangun Paradigma Madrasah Unggulan
Jurnal  : Dinamika Ilmu (Jurnal Kependidikan)
Vol.      : V No. 1 Juni 2005

   

MEMBANGUN PARADIGMA MADRASAH UNGGULAN
(Tinjauan Reduksionisme Keberadaan Madrasah)



PENDAHULUAN

Dalam rangka pengembangan ilmu dan pencapaian cita-cita suatu bangsa, maka institusi yang memiliki peran penting adalah institusi pendidikan baik negeri maupun swasta, umum atau yang berciri khas agama islam termasuk dalam hal ini madrasah. Madrasah sebagai lembaga pendidikan islam, seharusnya memiliki misi yang jelas bagaimana mempertahankan, mengembangkan, mengaktualisasikan ajaran islam. Kaitannya dengan madrasah,menurut Fazlur Rahman bahwa diantara yang menyebabkan kemunduran ilmu pengetahuan umat islam adalah karena kekeringan dan jauhnya umat islam dari hakekat ilmu-ilmu keagamaan yang pada dasarnya memberi peluang selebar-lebarnya terhadap fungsi akal dan rasio.

Untuk menata kembali aspek-aspek pembelajaran yang telah lama tidak dituangkan dalam pembelajaran, perlu kiranyapemahaman dan kajian secara mendalam dan integral tahap demi tahap. “ Disamping itu, reformasi pendidikan harus meberikan peluang (room for manoeuvre) bagi siapapun yang aktif dalam pendidkan untuk mengembangkan langkah-langkah baru yang memungkinkan terjadinya peningkatan mutu pendidikan.”


PARTISIPASI MASYARAKAT

Dalam rangka menjadi lembaga pendidikan islam unggulan, maka madrasah dalam melakukan seluruh kegiatannya tetap memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Keterbatsan masyarakat akan berakibat pada kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap madrasah. Bentuk-bentuk kepercayaan yang dimaksut dapat berupa partisipasi masyarakat dalam memobilisasi sumber-sumber dana yang tersedia pada orang tua dan masyarakat, sementara dukungan pemerintah terhadap lembaga pendidikan berkurang, apalagi madrasah yang pengelolaannya berda di bawah departemen Agama, bukan di bawah pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten dan kota.

PROSES BELAJAR MENGAJAR

Untuk menciptakan suasana yang kondusif dan kompetitif, maka madrasah perlu melakukan pembaruan mendasar seperti memperkenalkan penetapan sekolah-sekolah unggulan atau kelas-kelas unggulan, disamping usaha-usaha pembenahan hal-hal terkait mutu lainnya. Faktor-faktir kunci menciptakan sekolah bermutu adalah mengembangkan wawasan madrasah yang bermutu adalah siswa, guru, kepala sekolah, dan pengawas plus orang tua.

Kelemahan sistem pendidikan madrasah pada dasarnya sama dengan kelemahan umum yang disandang oleh sistem pendidikan di Indonesia, yakni: 1) mementingkan materi di atas metodologi; 2) mementingkan memori di atas analisis dan dialog; 3) memntingkan pikiran vertikal/linier di atas lateral; 4) mementingkan penguatan pada “otak kiri” di atas “otak kanan”; 5) materi pelajaran agama yang diberikan masih bersifat tradisional, belum menyentuh aspek rasional; 6) penekanan yang berlebihan pada ilmu sebagai produk final, bukan pada proses metodologinya; dan 7) mementingkan orientasi “memiliki” di atas “menjadi”.

MANAJEMEN PENGELOLAAN MADRASAH

Manajemen pengelolaan madrasah merupakan suatu kebutuhan penting yang harus ada. Mustahil madrasah dapat dikembangkan dengan baik tanpa manajemen yang baik. Semua tugas akan memiliki makna dan berfungsi, apabila memiliki peran dan dan tanggung jawab yang pasti dapat dilakukan. Dengan tanggung jawab ini , secara bertahap dapat dilakukan madrasah berwawasan keunggulan dengan visi dan misi bermacam-macam, bergantung pada pemikiran dasar dan sistem nilai yang dianut serta konsep-konsep lain yang dikaitkannya seperti pemerataan(equity), efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Perbedaan ini akan membawa konsekuensi kebijakan, perencanaan dan sistem alokasi sumber-sumber. Untuk mengembangkan berbagai kebijakan tersebut, ada dua kubu melihat mutu berwawasan keunggulan adalah “(1) elitisme dan (2) developmental. Paham pertama melihat pentingnya faktor-faktor individual seperti kemampuan perseorangan dan motivasi. Sementara yang kedua menekankan pentingnya perbaikan keseluruhan dengan pendekatan perbaikan struktural. Untuk sekolah negeri, pilihan posisi kedua, developmental dengan perbaikan struktural nampaknya lebih disarankan”. 

REPOSISI KURIKULUM

Pelaksanaan suatu kurikulum menuju kepada keberhasilan lembaga ditunajng oleh hal-hal sebagai berikut:
        ~ Tersedia tenaga pengajar (guru) yang kompeten.
         ~ Tersedianya fasilitas fisik atau fasilitas belajar yang memadai dan menyenangkan.
         ~ Tersedia fasilitas bantu untuk proses belajar-mengajar.
         ~ Adanya tenaga penunjang pendidikan seperti tenaga-tenaga administrasi, pembimbing, pustakawan, dan laboran.
          ~ Tersedia dana yang memadai.
          ~ Manajemen yang efisien.
         ~ Terpelihara budaya yang menunjang, seperti misalnya konsep wawasan wiyatamandala.
         ~  Kepemimpinan pendidikan.
Penggunaan kurikulum di kalangan madrasah lama dan memiliki ciri khas tersendiri,
“...madrasah masih dapat konsisten dengan titik tekan disiplin ilmunya. Walaupun dipandang dari sudut prestasi mengalami penurunan, terutama dari segi positif sebagai lembaga yang dapat memproduk ulama dan kiai (ahli agama). Gambaran di atas memperlihatkan bahwa madrasah mampu menunjukkan daya adaptasi untuk menyerap unsur-unsur inovasi. Lebih dari itu, madrasah memiliki daya tangkap terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat sekelilingnya.”

PENGEMBANGAN NILAI

Misi utama keberadaan madrasah adalah untuk mempertahankan dan mengembangkan ajaran islam. Oleh karena itu, lembaga madrasah yang melahirkan ciri khas tersebut mengandung unsur-unsur :
           ~ Perwujudan nilai-nilai keislaman di dalam keseluruhan kehidupan lembaga madrasah.
           ~ kehidupan moral yang beraktualisasi.
          ~ manajemen yang profesional, terbuka dan berperan aktif dalam masyarakat.
Nilai-nilai yang harus diperjuangkan oleh seluruh elemen pendidikan adalah agar semua anak didik dapat diarahkan menjadi dewasa, bertanggung jawab, memiliki kemandirian dalam bersikap dan bertindak. Kemampuan ini dapat diberikan kepada siswa, guru, masyarakat, apabila model madrasah memiliki tipe sekolah/madrasah yang tinggi dalam berbagai aspek.

KESIMPULAN

Setelah memperhatikan berbagai argumentasi yang telah disebutkan terdahulu, dapat disimpulakan bahwa untuk menjadikan madrasah unggulan perlu diperhatikan:
1.             partisipasi masyarakat dari segi apapun.
2.            proses belajar mengajar memperhatikan pengembangan nilai-nilai universal agama.
3.            manajemen pengelolaan madrasah  memiliki tipe madrasah yang tinggi.
4.            kurikulum yang digunakan seharusnya memperhatikan kepentingan masyarakat, dengan tidak menghilangkan substansi ajaran islam.
5.            medrasah memiliki visi dan misi untuk mengembangkan nilai ajaran islam yang ditanamkan kepada diri anak didik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar