Jumat, 06 Mei 2016
Tanah Surga Katanya
Mata kuliah media pembelajaran PAI, adalah mata kuliah di semester 4 khusus mahasiswa PAI UMY angkatan 2014. Kuliah ini memuat pembelajaran antara pengintegrasian ilmu keagamaan dan media teknologi informasi komunikasi. Salah satu tugasnya adalah mendiskripsikan film yang dapat dilihat dari perspektif pendidikan. Akhirnya saya memilih film "Tanah Surga Katanya" yang dirilis tahun 2012. Sebelum saya membicarakan perspektif tersebut, silahkan Anda sekalian menonton kembali bagi yang sudah, dan menikmati dengan khidmat bagi yang belum. Selamat terinspirasi :)
Mahasiswa PAI, Penggerak Pendidikan Berakhlaq
Foto saya bersama para pendidik lain saat menemani peserta didik lomba MTQ tingkat Kelurahan.
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan
kepadamu, “berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
“berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat ( derajat )
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan.” ( QS. Al-Mujadilah : 11 )
Mengutip ayat al-Qur’an di atas,
sebenarnya secara tidak langsung menyimpan perenungan bagi para penuntut ilmu.
Terlebih untuk mahasiswa PAI, ayat ini seharusnya mampu memberi kesan dan
pesan, bagaimana Allah mencintai orang yang menuntut ilmu. Apalagi perannya
nanti menjadi pendidik, di mana pembelajarannya memuat peningkatan akhlaq dalam
proses pendidikan. Tentu barang pasti kajian persoalan ilmu tidak bisa lepas
begitu saja. Sebab kata pepatah, agama tanpa ilmu adalah buta, sementara ilmu
tanpa agama itu tuli.
Jumat, 29 April 2016
BERSATU DENGAN ALLAH
Judul Buku Bersatu Dengan Allah
Penulis Agus Mustofa
Cetakan Pertama, Mei 2005
Penerbit P A D M A press
Tebal 242 halaman
“ Begitulah keberadaan Tuhan terhadap makhluk-Nya.
Tuhan ibarat air putih, sedangkan makhluk ibarat daun teh yang dicelupkan.
Keduanya kini menjadi satu. Warna teh sudah larut ke dalam air putih, menjadi
air teh yang berwarna kecoklat-coklatan.”
Anggapan ini kadang disalah artikan,
namun sejatinya makhluk memang tak munngkin berada di luar Allah. Tidak bisa
tidak, makhluk mesti berasal dari Allah, berada di dalam-Nya dan bersatu
dengan-Nya. Sehingga jangan sampai pembaca menganggap dirinya sederajat dengan
Allah, karena sudah merasa bersatu dengan-Nya. Manusia dan Sang Pencipta, Tuhan
itu ada, tetapi mereka yang percaya terbagi dalam empat tingkatan, percaya
karena adanya doktrin, adanya logika dan rasio, merasa membutuhka kehadiran
Tuhan dan orang-orang dengan kesimpulannya bahwa Tuhan yang ada di alam semesta
benar-benar Yang Maha Satu. Sedangkan mereka, manusia tak percaya Tuhan
disebabkan karena kesombongannya, kebodohan serta ketidakmampuananya, dan malas
berfikir, sehingga tidak mau repot karenanya. Padahal kenyataannya, manusia
butuh Tuhan, sebab mereka sudah memiliki naruli ketuhanan, tinggal bagaiman
menyikapinya. Maka berinteraksilah bersama Tuhan untuk merasakan manfaatnya.
BerTuhan kepada Dia yang tidak membutuhkan kita untuk membangun
kepentingan-Nya, tapi justru Dia menjadi kebutuhan kita, serta menguntungkan
untuk disembah dan dijadikan pusat dari segala orientasi kehidupan kita. Dia
adalah Allah, resapilah makna QS. Al-Baqarah (2) : 132, yang intinya “Maka
janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.”
BELAJAR DARI MATARAM ISLAM
Tugas Pembuatan Video Pendidikan
Kelompok 1 :
- Thufa Arafah (20140720002)
- Novenalia Soviandarin (20140720012)
- Annisa Siwi Pastiwi (20140720013)
- Atika Ghassani Fitriyanti (20140720020)
- Wahyu Setyawan (20140720026)
- Riris Kanthining Maruti (20140720019)
Sebelum saya
memulai edisi diskripsi
umum dari hasil pembuatan video oleh kelompok 1 guna menjalankan tugas kuliah
Media Pembelajaran PAI, sepertinya saya hendak mengajak pembaca maupun penonton
untuk berinteraksi secara tidak langsung. Interaksi ini akan saya mulai dengan
beberapa pertanyaan. Tentunya sedikit membutuhkan daya berpikir yang kuat.
Tetapi saya belum siap jika Anda sekalian menyerah untuk menjawab dari hati
semua pertanyaan nantinya.
Sebelumnya pula,
saya ucapkan terima kasih bagi seluruh yang Ghaib, makhluk Allah, alam raya dan
segala yang membantu proses pembuatan video ini. Semoga Allah senantiasa
melimpahkan barokahnya untuk semua. Sebab kelompok saya tanpa beberapa
yang sudah saya sebutkan di atas,
bukanlah suatu apa-apa. Mungkin hanya seonggok manusia yang kebingungan mencari
arah.
Jumat, 01 April 2016
Sugeng Rawuh
Gambar diatas saya ambil dari sebuah artikel, silahkan kunjungi artikel ilmu-pendidikan.net, semoga ilmunya bermanfaat.
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” ( QS. Al Hujurat : 13 )
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” ( QS. Al Hujurat : 13 )
Televisi Berdampak Baik, Jika Digunakan Semestinya
Gambar disamping adalah salah satu gambar yang termuat dalam artikel loop.co.id.
Televisi bukan lagi barang mewah. Hampir semua rumah
memilikinya, bahkan ada yang lebih dari satu. Komunikasi elektronik ini,
menyajikan pelbagai ragam tontonan, mulai anak-anak sampai dewasa. Selain itu,
bisa sebagai bahan hiburan ketika kepenatan pikiran menghampiri.
Tayangan televisi tidak serta merta ditayangkan secara bebas, begitu pula dengan iklan. Sesuai pemaparan (Afifi, 2010) kedua tayangan tersebut harus berpedoman pada aturan-aturan P3 ( Pedoman Perilaku Penyiaran ) dan SPS ( Standar Program Siaran ) yang disusun KPI. Bahwasannya setiap tayangan diwajibkan menghindari beberapa jenis pelanggaran : kekerasan dan sadisme, seksualitas, pelanggaran kepentingan publik, pelecehan agama, pelecehan kelompok marginal, pelecehan norma kesopanan dan kasusilaan, mistik dan supranatural, pelanggaran hak anak, remaja dan perempuan, pelanggaran dan ketentuan tentang rokok, dan aturan-aturan lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)